Keseimbangan dan Keselarasan IT Architecture & IT Governance: Perspektif Assurance

Jika TI dapat dianalogikan sebagai sistem persenjataan dalam perang, maka dalam perspektif peran sistem persenjataan dalam memenangkan perang, ada dua hal paling mendasar yang harus diperhatikan untuk memenangkan perang tersebut:

  1. Ketepatan pemilihan sistem persenjataan, sesuai dengan strategi perang, kondisi lingkungan tempat perang terjadi dan batasan-batasan organisasi yang ada;
  2. Ketepatan penggunaan oleh dan kesiapan dari SDM serta seluruh prasarana pendukungnya.

Bagaimana analoginya untuk dunia IT?

Dalam perspektif TI, ketepatan pemilihan sistem persenjataan dapat dianalogikan dengan ketepatan pemilihan bentuk Arsitektur TI. Arsitektur TI yang ideal harus mencerminkan strategi organisasi, sehingga jika sebuah organisasi memiliki strategi yang berbeda maka Arsitektur TI-nya kemungkinan besar berbeda. Seperti juga sistem persenjataan yang memiliki spektrum teknologi dan investasi yang luas, seperti itu jugalah Arsitektur TI. Ketepatan pemilihan Arsitektur TI juga harus tetap memperhatikan asas cost effective.

Sistem persenjataan yang canggih belum tentu memenangkan persaingan, jika faktor pasukan dan mekanisme pengorganisasiannya tidak optimal. Dalam perspektif TI, di situlah peran IT Governance (Tata Kelola TI). Itulah mengapa implementasi Tata Kelola TI dapat dikatakan juga sebagai internalisasi pemahaman dan operasional praktik-praktik terbaik (best practices) dalam memposisikan, mengembangkan dan mengoperasikan TI dalam sebuah organisasi sesuai dengan kapasitas Arsitektur TI yang dimiliki.

Keseimbangan dan keselarasan IT Architecture dan IT Governance akan merealisasikan Best Weapon & Best Governance. Dua hal ini adalah dua domain yang saling melengkapi satu sama lain, pengabaian salah satunya merupakan pengabaian sifat alamiah saling ketergantungan antara teknologi dan lingkungannya.

Dalam perspektif Assurance, keseimbangan dan keselarasan tadi dapat dicapai dengan mengimplementasikan Critical Success Factor berikut ini:

  1. Mengadopsi platform Arsitektur TI yang membantu organisasi menghadapi konstelasi dunia bisnis yang bersifat dinamis;
  2. Mengadopsi best practices Tata Kelola TI yang sudah terbukti dan kustomisasi sesuai dengan tingkat kompleksitas Arsitektur TI;
  3. Menjalankan manajemen perubahan atas individu dan organisasi untuk menjadikan Tata Kelola TI sebagai bagian dari budaya organisasi atau perusahaan.

Share your thoughts